Suatu saat seorang bapak tua yang melihat sebuah kepompong yang "malang" sedang meronta-ronta keluar dari selaputnya. Ia lalu memberi "bantuan" dengan menggunting dan melebarkan guntingannya supaya "memudahkan" kepompong keluar.
Memang benar kepompong keluar mudah tanpa banyak meronta-ronta tetapi ia menjadi lemah dan tidak berdaya untuk terbang. Ia hanya bisa merayap-rayap di tanah saja. Setelah beberapa hari, ia mati di atas tanah dan idak pernah menjadi seekor kupu-kupu yang indah, yang bisa terbang kesana kemari dan menghisap bunga-bunga.
Agar bisa terbang, ia seharusnya memang menjalani proses mengerahkan kekuatannya dan berjuang untuk bisa keluar dari leher kepompong. Karena justru melalui proses itulah kekuatan dipompa masuk ke dalam urat-urat sayapnya, yang memungkinkan ia bisa terbang apabila keluar dari kepompong.
Untuk menjadi seseorang yang kuat, setiap orang harus rela mengalami proses pembentukan seumur hidup dalam kesepian, penderitaan, penolakan, perjuangan, dan penyangkalan diri.